A. Pengertian Emosi
Menurut English and English, emosi adalah “A complex feeling state accompained by characteristic motor and glandular activies” (suatu keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris). Sedangkan Sarlito Wirawan Sarwono berpendapat bahwa emosi merupakan “setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang luas (mendalam).
Menurut Antonius Kurniawan (2014:113), emosi pada dasarnya menggambarkan perasaan manusia dalam menghadapi berbagai situasi yang berbeda, suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau sebuah kejadian tertentu. Sebagai contoh, emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa. Sedangkan emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.
B. Pengelompokan Emosi
Emosi dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu emosi sensoris dan emosi kejiwaan (psikis). Berikut perbedaan antara emosi sensoris dan emosi psikis :
1. Emosi sensoris, yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar terhadap tubuh, seperti : rasa dingin, manis, sakit, lelah, dan lapar.
2. Emosi psikis, yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan. Yang termasuk emosi ini, diantaranya adalah :
(a) Perasaan Intelektual, yaitu yang mempunyai sangkut paut dengan ruang lingkup kebenaran. Perasaan ini diwujudkan dalam bentuk ; (1) rasa yakin dan tidak yakin terhadap suatu hasil karya ilmiah ; (2) rasa gembira karena mendapat suatu kebenaran ; (3) rasa puas karena dapat menyelesaikan persoalan-persoalan ilmiah yang harus dipecahkan.
(b) Perasaan Sosial, yaitu perasaan yang menyangkut hubungan dengan orang lain, baik bersifat perorangan maupun kelompok. Wujud perasaan ini seperti ; (1) rasa solidaritas ; (2) persaudaraan (ukhuwah) : (3) simpati ; (4) kasih saying dan sebagainya.
(c) Perasaan Susila, yaitu perasaan yang berhubungan dengan nilai-nilai baik dan buruk atau etika (moral). Contohnya, (1) rasa tanggung jawab (responsibility) ; (2) rasa bersalah apabila melanggar norma ; (3) rasa tenteram dalam menaati norma.
(d) Perasaan Keindahan (estetis), yaitu perasaan yang erat dengan keindahan dari sesuatu, baik bersifat kebendaan maupun kerohanian.
(e) Perasaan Ketuhanan. Salah satu kelebihan manusia sebagai makhluk Tuhan, dianugerahi fitrah (kemampuan atau perasaan) untuk mengenal Tuhannya. Dengan kata lain, manusia dikaruniai insting religious (naluri beragama). Karena memiliki fitrah ini, kemudian manusia dijuluki sebagai “Homo Divinans” dan “Homo Religius”, yaitu sebagai makhluk yang berke-Tuhan-an atau makhluk beragama.
C. Macam-Macam Emosi
Daniel Goleman mengemukakan beberapa macam emosi, yaitu :
1. Amarah : Beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal
2. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, mengasihi diri, putus asa
3. Takut : Cemas, gugup, khawatir, perasaan takut, waspada, tidak tenang
4. Kenikmatan : Bahagia, gembira, riang, puas, senang, terhibur, bangga
5. Cinta : Penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, hormat
6. Terkejut : Terpana, terkejut
7. Jengkel : Hina, jijik, muak, mual, tidak suka
8. Malu : Malu hati, kesal
D. Tahapan dalam emosi
Dalam “The Expression of the Emotions in Man and Animals”, Darwin mengatakan bahwa emosi kita berkembang seiring waktu untuk membantu dalam memecahkan masalah. Emosi berguna untuk memotivasi seseorang dalam bertindak, bertahan hidup, mencari perlindungan, memilih pasangan, menjaga diri dari ancaman dan bahaya, dan untuk memprediksi perilaku orang lain.
Berikut adalah tahapan terjadinya emosi menurut Magda Arnol (2002) :
1. Persepsi, fase penerimaan rangsang dari luar secara netral. Misalnya, seorang anak melihat kedatangan seekor anjing
2. Penilaian, fase dalam tindakan penilaian terhadap rangsang yang dilihatnya atau diamatinya, apakah rangsangan itu menyenangkan atau malah membahayakan
3. Emosi adalah perasaan kuat yang timbul akibat dari penilaian terhadap rangsang. Jika penilaiannya bersifat menyenangkan, maka kita akan merasa senang. Senaliknya, jika penilaiannya bersifat negative, kita akan merasa takut atau ngeri.
4. Ungkapan lahir, yaitu bentuk ungkapan lahiriah yang menyertai emosi, sebagai akibat dari penilaian terhadap rangsangan. Misalnya, anak yang melihat anjing tadi jika menganggap anjing itu berbahaya, maka akan muncul emosi takut yang disertai muka pucat, tidak bisa berbicara, dan sebagainya.
5. Tindakan, fase terakhir dari tingkah laku yang disusupi emosi. Misalnya, anak yang merasa takut dengan anjing tadi akan mengambil berbagai tindakan untuk menghindarinya. Anak itu mungkin akan lari, mengusir anjing itu, atau berteriak meminta tolong.
Daftar Pustaka :
Atkinson, Rita L., dkk. 1983. Pengantar Psikologi Edisi Kedelapan. Diterjemahkan oleh : Dra. Nurdjannah Taufiq. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Kurniawan, Antonius. 2014. I Know You. Jakarta Selatan : Loveable.
Yusuf, Syamsu. 2011. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
Menurut English and English, emosi adalah “A complex feeling state accompained by characteristic motor and glandular activies” (suatu keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris). Sedangkan Sarlito Wirawan Sarwono berpendapat bahwa emosi merupakan “setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang luas (mendalam).
Menurut Antonius Kurniawan (2014:113), emosi pada dasarnya menggambarkan perasaan manusia dalam menghadapi berbagai situasi yang berbeda, suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau sebuah kejadian tertentu. Sebagai contoh, emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa. Sedangkan emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.
B. Pengelompokan Emosi
Emosi dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu emosi sensoris dan emosi kejiwaan (psikis). Berikut perbedaan antara emosi sensoris dan emosi psikis :
1. Emosi sensoris, yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar terhadap tubuh, seperti : rasa dingin, manis, sakit, lelah, dan lapar.
2. Emosi psikis, yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan. Yang termasuk emosi ini, diantaranya adalah :
(a) Perasaan Intelektual, yaitu yang mempunyai sangkut paut dengan ruang lingkup kebenaran. Perasaan ini diwujudkan dalam bentuk ; (1) rasa yakin dan tidak yakin terhadap suatu hasil karya ilmiah ; (2) rasa gembira karena mendapat suatu kebenaran ; (3) rasa puas karena dapat menyelesaikan persoalan-persoalan ilmiah yang harus dipecahkan.
(b) Perasaan Sosial, yaitu perasaan yang menyangkut hubungan dengan orang lain, baik bersifat perorangan maupun kelompok. Wujud perasaan ini seperti ; (1) rasa solidaritas ; (2) persaudaraan (ukhuwah) : (3) simpati ; (4) kasih saying dan sebagainya.
(c) Perasaan Susila, yaitu perasaan yang berhubungan dengan nilai-nilai baik dan buruk atau etika (moral). Contohnya, (1) rasa tanggung jawab (responsibility) ; (2) rasa bersalah apabila melanggar norma ; (3) rasa tenteram dalam menaati norma.
(d) Perasaan Keindahan (estetis), yaitu perasaan yang erat dengan keindahan dari sesuatu, baik bersifat kebendaan maupun kerohanian.
(e) Perasaan Ketuhanan. Salah satu kelebihan manusia sebagai makhluk Tuhan, dianugerahi fitrah (kemampuan atau perasaan) untuk mengenal Tuhannya. Dengan kata lain, manusia dikaruniai insting religious (naluri beragama). Karena memiliki fitrah ini, kemudian manusia dijuluki sebagai “Homo Divinans” dan “Homo Religius”, yaitu sebagai makhluk yang berke-Tuhan-an atau makhluk beragama.
C. Macam-Macam Emosi
Daniel Goleman mengemukakan beberapa macam emosi, yaitu :
1. Amarah : Beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal
2. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, mengasihi diri, putus asa
3. Takut : Cemas, gugup, khawatir, perasaan takut, waspada, tidak tenang
4. Kenikmatan : Bahagia, gembira, riang, puas, senang, terhibur, bangga
5. Cinta : Penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, hormat
6. Terkejut : Terpana, terkejut
7. Jengkel : Hina, jijik, muak, mual, tidak suka
8. Malu : Malu hati, kesal
D. Tahapan dalam emosi
Dalam “The Expression of the Emotions in Man and Animals”, Darwin mengatakan bahwa emosi kita berkembang seiring waktu untuk membantu dalam memecahkan masalah. Emosi berguna untuk memotivasi seseorang dalam bertindak, bertahan hidup, mencari perlindungan, memilih pasangan, menjaga diri dari ancaman dan bahaya, dan untuk memprediksi perilaku orang lain.
Berikut adalah tahapan terjadinya emosi menurut Magda Arnol (2002) :
1. Persepsi, fase penerimaan rangsang dari luar secara netral. Misalnya, seorang anak melihat kedatangan seekor anjing
2. Penilaian, fase dalam tindakan penilaian terhadap rangsang yang dilihatnya atau diamatinya, apakah rangsangan itu menyenangkan atau malah membahayakan
3. Emosi adalah perasaan kuat yang timbul akibat dari penilaian terhadap rangsang. Jika penilaiannya bersifat menyenangkan, maka kita akan merasa senang. Senaliknya, jika penilaiannya bersifat negative, kita akan merasa takut atau ngeri.
4. Ungkapan lahir, yaitu bentuk ungkapan lahiriah yang menyertai emosi, sebagai akibat dari penilaian terhadap rangsangan. Misalnya, anak yang melihat anjing tadi jika menganggap anjing itu berbahaya, maka akan muncul emosi takut yang disertai muka pucat, tidak bisa berbicara, dan sebagainya.
5. Tindakan, fase terakhir dari tingkah laku yang disusupi emosi. Misalnya, anak yang merasa takut dengan anjing tadi akan mengambil berbagai tindakan untuk menghindarinya. Anak itu mungkin akan lari, mengusir anjing itu, atau berteriak meminta tolong.
Daftar Pustaka :
Atkinson, Rita L., dkk. 1983. Pengantar Psikologi Edisi Kedelapan. Diterjemahkan oleh : Dra. Nurdjannah Taufiq. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Kurniawan, Antonius. 2014. I Know You. Jakarta Selatan : Loveable.
Yusuf, Syamsu. 2011. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
Komentar
Posting Komentar